Assalammualaikum,
Menjadi bidan desa berarti
kita sudah siap ditempatkan di desa, siap tinggal di Poskesehatan desa (Poskesdes)
maupun Polindes. Jam kerja bidan 24 jam sehari, 7 hari seminggu hingga 30 hari
sebulan. Hampir tidak ada waktu untuk lengah dan libur, karena pasien
melahirkan sering kali datang tiba-tiba diluar jadwal yang tercatat pada
kantong persalinan.
Pasien datang tak mengenal
jam, kadang pagi, sering tengah malam dan sebagai bidan saya harus siap.
Menjadi bidan adalah sebuah
pilihan hidup yg mulia. Membantu perjuangan hidup dan mati manusia, menciptakan
generasi baru manusia.
Diberikan fasilitas rumah
dinas bersama dengan kantor poskesdes semestinya saya syukuri dengan menjaga
dan merawat fasilitas kesehatan itu dengan sebaik-baiknya. Menajaga barang
milik Negara secara amanah, mencintai kebersihan tempat kerja dan menjalankan
amanah sebagai bidan dengan penuh tanggung jawab. Walau jujur menjadi bidan
bukan perkara mudah, selain menolong persalinan dengan sangat hati-hati, beban
kerja bidan juga berlipat terutama dalam masalah pencatatan,klaim dan
adimistrasi lainnya.
Catatlah apa yg akan anda
kerjakan dan kerjakan apa yg anda catat.
Fungsi Catpor (pencatatan dan
pelaporan) berguna untuk mengukur sejauh mana kinerja kita sekaligus sebagai
bukti pelayanan yg sudah kita berikan.
Bentuk syukur saya sebagai
bidan adalah dengan menjaga,merawat dengan sebaik baiknya fasilitas kesehatan
yang sudah dipercayakan kepada saya. Bangunan Polindes yang saya tempati
sebagai Kantor berdampingan dengan Bangunan rumah dinas, beruntung kantor
sekaligus rumah saya, jika dibandingkan mereka yang setiap pagi harus berangkat
subuh berpuluh kilometer untuk sampai kantor, maka saya cukup membuka pintu
kamar tidur, selangkah,sedetik sudah sampai dikantor.
Maka sudah semestinya saya
merawat kantor tersebut dengan sebaik mungkin. Beruntung suami saya seorang yang
perhatian, inovatif dan suka bersih bersih. Kami mengeluarkan dana pribadi
untuk mengecat ulang kantor Polindes Desa Dasan Tapen, banyak orang tidak
percaya kalo perawatan kantor polindes itu berasal dari kocek sendiri, tetapi
sejujurnya begitu adanya.
Selaian itu ruang kerja kami
hias dengan gambar menarik wallpaper alam, yang membuat nyaman bekerja. Kebersihan
yang utama dengan rajin menyapu, mengepel lantai, serta memasang farfum
elektronik di tiap ruangan untuk menciptakan wangi aroma therapy yang
menyegarkan untuk pasien dan pengunjung Polindes Dasan Tapen.
Kedepannya kami tetap berupaya
memperbaiki Taman di depan Polindes Dasan Tapen agar lebih baik, unik, asri. Dengan
uang sendiri.. kenapa tidak.
Walau saya tidak tau surat
mutasi pindah bisa saya terima kapan saja. Tentu saja tidak ada sia-sia ketika
saya merawat Poskesdes tersebut. Meninggalkan kesan yang baik, bangunan yang
baik, bersih tentu kepada penerus saya kelak bukanlah sebuah kerugian yang
harus saya sesali. Ada saja yang memang mengatakan saya bodoh, habisin duit
untuk merawat polindes, kalo besok kamu dipindah, mubazir sekali apa yg kamu
lakukan.
Saya hanya tersenyum, tak
membalas atau membela diri. Tersenyum itu melegakan, terlebih tidak membalas
dengan komentar buruk, ketika diri sebenarnya berhak.
Anggaplah sebagai menyewa
rumah, anggap uang yang terpakai sebagai bentuk syukur Alloh swt mengkaruniakan
saya kantor yang dekat, pengalihan biaya bensin dan perawatan motor jika bolak balik
kantor. Inhsaa Alloh rezeki dari yang Maha Kuasa, dan rezeki tidak melulu
berupa uang semata, kesehatan anak saya Langit rinjani, suami yang baik,
keluarga besar yg sehat, pasien yg sehat, tidak ada kasus kematian ibu dan anak
juga bisa jadi rezeki dari cara lain yg IA karuniakan kepada saya.
Maka mari kawan kawan bidan,
kita rawat fasilitas kesehatan yang Pemerintah percayakan kepada kita dengan
sebaik-baiknya. Factor psikologis tempat kerja bersih saya rasa berpengaruh
besar dalam menyehatkan pasien.
Semoga Alloh swt selalu melindungi,
juga memberkahi profesi kita. Aaamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar