Kamis, 02 April 2015

Bersyukur Menjadi Bidan



Assalammualaikum,
Menjadi bidan desa berarti kita sudah siap ditempatkan di desa, siap tinggal di Poskesehatan desa (Poskesdes) maupun Polindes. Jam kerja bidan 24 jam sehari, 7 hari seminggu hingga 30 hari sebulan. Hampir tidak ada waktu untuk lengah dan libur, karena pasien melahirkan sering kali datang tiba-tiba diluar jadwal yang tercatat pada kantong persalinan.
Pasien datang tak mengenal jam, kadang pagi, sering tengah malam dan sebagai bidan saya harus siap.
Menjadi bidan adalah sebuah pilihan hidup yg mulia. Membantu perjuangan hidup dan mati manusia, menciptakan generasi baru manusia.


Diberikan fasilitas rumah dinas bersama dengan kantor poskesdes semestinya saya syukuri dengan menjaga dan merawat fasilitas kesehatan itu dengan sebaik-baiknya. Menajaga barang milik Negara secara amanah, mencintai kebersihan tempat kerja dan menjalankan amanah sebagai bidan dengan penuh tanggung jawab. Walau jujur menjadi bidan bukan perkara mudah, selain menolong persalinan dengan sangat hati-hati, beban kerja bidan juga berlipat terutama dalam masalah pencatatan,klaim dan adimistrasi lainnya.
Catatlah apa yg akan anda kerjakan dan kerjakan apa yg anda catat.
Fungsi Catpor (pencatatan dan pelaporan) berguna untuk mengukur sejauh mana kinerja kita sekaligus sebagai bukti pelayanan yg sudah kita berikan.


Bentuk syukur saya sebagai bidan adalah dengan menjaga,merawat dengan sebaik baiknya fasilitas kesehatan yang sudah dipercayakan kepada saya. Bangunan Polindes yang saya tempati sebagai Kantor berdampingan dengan Bangunan rumah dinas, beruntung kantor sekaligus rumah saya, jika dibandingkan mereka yang setiap pagi harus berangkat subuh berpuluh kilometer untuk sampai kantor, maka saya cukup membuka pintu kamar tidur, selangkah,sedetik sudah sampai dikantor.


Maka sudah semestinya saya merawat kantor tersebut dengan sebaik mungkin. Beruntung suami saya seorang yang perhatian, inovatif dan suka bersih bersih. Kami mengeluarkan dana pribadi untuk mengecat ulang kantor Polindes Desa Dasan Tapen, banyak orang tidak percaya kalo perawatan kantor polindes itu berasal dari kocek sendiri, tetapi sejujurnya begitu adanya.
Selaian itu ruang kerja kami hias dengan gambar menarik wallpaper alam, yang membuat nyaman bekerja. Kebersihan yang utama dengan rajin menyapu, mengepel lantai, serta memasang farfum elektronik di tiap ruangan untuk menciptakan wangi aroma therapy yang menyegarkan untuk pasien dan pengunjung Polindes Dasan Tapen.
Kedepannya kami tetap berupaya memperbaiki Taman di depan Polindes Dasan Tapen agar lebih baik, unik, asri. Dengan uang sendiri.. kenapa tidak. 

 
Walau saya tidak tau surat mutasi pindah bisa saya terima kapan saja. Tentu saja tidak ada sia-sia ketika saya merawat Poskesdes tersebut. Meninggalkan kesan yang baik, bangunan yang baik, bersih tentu kepada penerus saya kelak bukanlah sebuah kerugian yang harus saya sesali. Ada saja yang memang mengatakan saya bodoh, habisin duit untuk merawat polindes, kalo besok kamu dipindah, mubazir sekali apa yg kamu lakukan.
Saya hanya tersenyum, tak membalas atau membela diri. Tersenyum itu melegakan, terlebih tidak membalas dengan komentar buruk, ketika diri sebenarnya berhak.

Anggaplah sebagai menyewa rumah, anggap uang yang terpakai sebagai bentuk syukur Alloh swt mengkaruniakan saya kantor yang dekat, pengalihan biaya bensin dan perawatan motor jika bolak balik kantor. Inhsaa Alloh rezeki dari yang Maha Kuasa, dan rezeki tidak melulu berupa uang semata, kesehatan anak saya Langit rinjani, suami yang baik, keluarga besar yg sehat, pasien yg sehat, tidak ada kasus kematian ibu dan anak juga bisa jadi rezeki dari cara lain yg IA karuniakan kepada saya.

Maka mari kawan kawan bidan, kita rawat fasilitas kesehatan yang Pemerintah percayakan kepada kita dengan sebaik-baiknya. Factor psikologis tempat kerja bersih saya rasa berpengaruh besar dalam menyehatkan pasien.
Semoga Alloh swt selalu melindungi, juga memberkahi profesi kita. Aaamiin



Tidak ada komentar:

Posting Komentar