Minggu, 12 April 2015

WHO mendukung khitan pada pria

WHO akhirnya mendukung khitan pada pria. Katanya, sel di ujung kelamin pria diduga rentan infeksi HIV. Padahal Islam sudah ratuhan tahun mempraktekkan Organisasi kesehatan Dunia, WHO, dan program Aids PBB mengumumkan, mereka kini mengakui khitan bagi kaum pria secara signifikan bisa melindungi kaum pria heteroseks dari bahaya HIV.
Kedua lembaga ini mengatakan progra
m pengkhitanan bisa menyelamatkan tiga juta jiwa dalam waktu 20 tahun ke depan.
Sebagaimana dikutip BBC, pengkhitanan mulai akan menjadi bagian penting dari sejumlah langkah yang dipromosikan oleh PBB dalam memerangi HIV. Berbagai uji coba baru-baru ini meyakinkan para pakar bahwa seorang pria yang dikhitan, bisa mengurangi resiko HIV lewat penularan seksual heteroseks, sebesar 60 persen. Jadi di negara-negara yang tingkat HIV-nya tinggi dan kaum laki-lakinya tidak disunat, program baru ini bisa bermanfaat sekali.
Para pakar kesehatan ingin menegaskan bahwa pesan mereka adalah, pengkhitanan bisa mengurangi risiko HIV, tetapi bukan mengilangkan risiko.

Masalah budaya
Kepala urusan HIV-AIDS WHO, Kevin de Cock, mengatakan, meski sudah dikhitan, kaum laki-laki harus tetap melindungi diri dengan cara lain seperti memakai kondom dan menghindari perilaku berisiko.
“Khitan laki-laki jangan dilihat sebagai satu-satunya tindakan. Sunat merupakan strategi pencegahan tambahan,” katanya.
“Kaum laki-laki harus sadar bahwa sunat hanyalah perlindungan parsial. Tindakan preventif lain diperlukan, dan kita harus berjaga-jaga agar tindakan preventif lain tidak ditinggalkan,” tambah Kevin de Cock.
Langkah berikutnya adalah bagi masing-masing negara untuk memutuskan bagaimana mereka akan mengkampanyekan sunat, karena masalah ini merupakan masalah budaya yang sensitif. Kebijakan ini mungkin ditolak oleh kelompok masyarakat tertentu. PBB juga ingin mengadakan penelitian lebih lanjut.

Penyakit Menular
Sunat atau khitan dalam bahasa Arab berarti memotong ujung kulit kemaluan atau qulfah. Kulit yang menutupi kepala zakar. Dalam Islam, amalan khitan dimulai zaman Nabi Ibrahim. Artinya, sebelum Barat menemukan manfaatnya, Islam telah ratusan tahun mengamalkannya.
Tahun 2006 lalu, sebuah penelitian menunjukkan, pria yang dikhitan terbukti jarang tertular infeksi melalui hubungan seksual dibanding yang tidak khitan.

Penelitian sebelumnya, khitan mencegah HIV.
Penelitian yang dimuat dalam jurnal Pediatrics terbitan November 2006 itu menunjukkan, khitan ternyata bisa mengurangi resiko tertular dan menyebarkan infeksi sampai sekitar 50 persen, yang menyarankan manfaat besar mengenai sunat bagi bayi yang baru lahir.
Penelitian yang sama tentang khitan dan hubungan dengan penyakit AIDS juga pernah dipaparkan dalam konferensi internasional ke-25 tentang AIDS di Bangkok. Hasilnya sama, khitan bisa mengurangi tingkat HIV (virus penyebab AIDS), sipilis, dan borok pada alat kelamin. [bbc/hid/cha] - Revublika 2013

Kamis, 02 April 2015

Bersyukur Menjadi Bidan



Assalammualaikum,
Menjadi bidan desa berarti kita sudah siap ditempatkan di desa, siap tinggal di Poskesehatan desa (Poskesdes) maupun Polindes. Jam kerja bidan 24 jam sehari, 7 hari seminggu hingga 30 hari sebulan. Hampir tidak ada waktu untuk lengah dan libur, karena pasien melahirkan sering kali datang tiba-tiba diluar jadwal yang tercatat pada kantong persalinan.
Pasien datang tak mengenal jam, kadang pagi, sering tengah malam dan sebagai bidan saya harus siap.
Menjadi bidan adalah sebuah pilihan hidup yg mulia. Membantu perjuangan hidup dan mati manusia, menciptakan generasi baru manusia.


Diberikan fasilitas rumah dinas bersama dengan kantor poskesdes semestinya saya syukuri dengan menjaga dan merawat fasilitas kesehatan itu dengan sebaik-baiknya. Menajaga barang milik Negara secara amanah, mencintai kebersihan tempat kerja dan menjalankan amanah sebagai bidan dengan penuh tanggung jawab. Walau jujur menjadi bidan bukan perkara mudah, selain menolong persalinan dengan sangat hati-hati, beban kerja bidan juga berlipat terutama dalam masalah pencatatan,klaim dan adimistrasi lainnya.
Catatlah apa yg akan anda kerjakan dan kerjakan apa yg anda catat.
Fungsi Catpor (pencatatan dan pelaporan) berguna untuk mengukur sejauh mana kinerja kita sekaligus sebagai bukti pelayanan yg sudah kita berikan.


Bentuk syukur saya sebagai bidan adalah dengan menjaga,merawat dengan sebaik baiknya fasilitas kesehatan yang sudah dipercayakan kepada saya. Bangunan Polindes yang saya tempati sebagai Kantor berdampingan dengan Bangunan rumah dinas, beruntung kantor sekaligus rumah saya, jika dibandingkan mereka yang setiap pagi harus berangkat subuh berpuluh kilometer untuk sampai kantor, maka saya cukup membuka pintu kamar tidur, selangkah,sedetik sudah sampai dikantor.


Maka sudah semestinya saya merawat kantor tersebut dengan sebaik mungkin. Beruntung suami saya seorang yang perhatian, inovatif dan suka bersih bersih. Kami mengeluarkan dana pribadi untuk mengecat ulang kantor Polindes Desa Dasan Tapen, banyak orang tidak percaya kalo perawatan kantor polindes itu berasal dari kocek sendiri, tetapi sejujurnya begitu adanya.
Selaian itu ruang kerja kami hias dengan gambar menarik wallpaper alam, yang membuat nyaman bekerja. Kebersihan yang utama dengan rajin menyapu, mengepel lantai, serta memasang farfum elektronik di tiap ruangan untuk menciptakan wangi aroma therapy yang menyegarkan untuk pasien dan pengunjung Polindes Dasan Tapen.
Kedepannya kami tetap berupaya memperbaiki Taman di depan Polindes Dasan Tapen agar lebih baik, unik, asri. Dengan uang sendiri.. kenapa tidak. 

 
Walau saya tidak tau surat mutasi pindah bisa saya terima kapan saja. Tentu saja tidak ada sia-sia ketika saya merawat Poskesdes tersebut. Meninggalkan kesan yang baik, bangunan yang baik, bersih tentu kepada penerus saya kelak bukanlah sebuah kerugian yang harus saya sesali. Ada saja yang memang mengatakan saya bodoh, habisin duit untuk merawat polindes, kalo besok kamu dipindah, mubazir sekali apa yg kamu lakukan.
Saya hanya tersenyum, tak membalas atau membela diri. Tersenyum itu melegakan, terlebih tidak membalas dengan komentar buruk, ketika diri sebenarnya berhak.

Anggaplah sebagai menyewa rumah, anggap uang yang terpakai sebagai bentuk syukur Alloh swt mengkaruniakan saya kantor yang dekat, pengalihan biaya bensin dan perawatan motor jika bolak balik kantor. Inhsaa Alloh rezeki dari yang Maha Kuasa, dan rezeki tidak melulu berupa uang semata, kesehatan anak saya Langit rinjani, suami yang baik, keluarga besar yg sehat, pasien yg sehat, tidak ada kasus kematian ibu dan anak juga bisa jadi rezeki dari cara lain yg IA karuniakan kepada saya.

Maka mari kawan kawan bidan, kita rawat fasilitas kesehatan yang Pemerintah percayakan kepada kita dengan sebaik-baiknya. Factor psikologis tempat kerja bersih saya rasa berpengaruh besar dalam menyehatkan pasien.
Semoga Alloh swt selalu melindungi, juga memberkahi profesi kita. Aaamiin



Rabu, 01 April 2015

Sertifikat ASI Ekslusif mendukung ASI Eklusif

Trobosan yang baik untuk meningkatkan ASI Eklusif di tengah maraknya Susu Formula, dan keengganan ibu dalam memberikan ASI saja di 6 bulan usia bayi saya kira dapat menjadi langkah yg sederhana namun cukup berdampak baik.
Formulir Sertifikat ini dapat di download di webside AIMI ASI.org
http://aimi-asi.org/








































Selain itu terdapat juga sertifikat untuk Ayah yg mendukug ASI Ekslusif, dan serrtifkat ASI 2 tahun
kita dapat mendowload sendiri dan mengedit, menambahkan  nama puta putri kita dalam sertifikat tersebut.