Menjalani hidup sebagai
seorang bidan merupakan perjuangan besar hidup dan mati 2 manusia. antara hidup
Ibu dan hidup anaknya. Terlepas dari hidup dan mati adalah kuasa Alloh swt
tetapi seorang bidan saya rasa haruslah melaksanakan tugas dengan
sebaik-baiknya sebagai seorang dengan penuh tanggung jawab.
“Siapa yg menolong kehidupan
seorang manusia maka seolah-olah ia telah menolong kehidupan seluruh umat
manusia di dunia.. begitu kata Suami saya mengutif ayat ke 32 surat Al-Maidah.
Bahagia sekali ketika
pekerjaan kita niatkan untuk beribadah karena Alloh swt. Membantu persalinan
dan lahirnya generasi penerus kehidupan manusia di dunia. Masya Alloh tiada
Tuhan selain Alloh, ada sebuah kebahagian dan haru yang saya rasakan setiap
berhasil membantu persalinan itu, saya merasa memiliki arti di ciptakan di
dunia oleh Tuhan.
Saya bersyukur memiliki suami
yang senantiasa menanamkan dasar agama dalam kehidupan sehari-hari, melanjutkan
estafet ayah yang juga menekankan pentingnya beribadah, meluruskan niat dan
menjalani kehidupan dengan mengikuti ajaran agama. Suami saya senantiasa
mengingatkan dan membimbing saya untuk selalu beribadah dengan lebih baik,
menjalankan sholat dhuha, banyak bersedekah dan memudahkan kesulitan oranglain
dalam proses pemeriksaan,pengobatan dan persalinan.
Rezeki sepenuhnya kehendak
Alloh swt, asalkan kita menjemputnya dengan cara yang baik. Apalah arti
memiliki banyak uang tetapi kita dapat dari membodohi oranglain. Memahalkan biaya
pengobatan yang semestinya murah. Banyak uang sering kali membuat kita menaikan
gengsi hidup, harapan dari uang untuk membahagiakan justru tidak kita dapatkan
dan malah menimbulkan rasa gelisah, tidak tenang dan takut akan kekurangan.
Rasa rasa bahagia itu adalah
bersyukur dari yang sedikit kita dapatkan, bagaimana mungkin Alloh swt akan
menambahkan nikmat menjadi banyak jika sedikit yg IA karuniakan kita malah
mengeluh.
Ketika saya dimutasi ke desa
menetap di Desa dan menjalani pekerjaan sehari 24 jam, seminggu 7 hari kerja
dan sebulan 30 hari tanpa libur, karena ibu melahirkan tak teyrprediksi
datangnya kapan, semau mereka datang. Saat merasakan sakit, ibu ibu bisa datang
kapanpun, tak peduli tengah malam atau pagi buta, pasien bisa datang kapanpun,
dan sebagai bidan saya hendaklah siaga dan selalu ada.
Karena menurut beberapa kabar,
bidan terdahulu sebelum saya sering mendapat saran dan kritikan karena sering
tak ada di tempat saat pasien membutuhkannya, tanpa pasien tersebut mengerti
bahwa bidan adalah seorang manusia biasa saja yang juga butuh istirahat, butuh
refresing, liburan dan melakukan kegiatan lain di profesinya sebagai bidan.
Namun begitu saya berharap
menjadi seorang Bidan yang amanah, dapat berguna dan menjalanlkan tugas saya
dengan penuh tanggung jawab. Sambil terus berdoa agar tangan ini diberikan
kemudahan dan kelancaran dalam menolong kehidupan ibu melahirkan dan anak yang
ia lahirkan.
Aaamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar