Senin, 19 Januari 2015

karena menolong 1 kehidupan manusia seolah kita menolong seluruh kehidupan umat manusia di dunia



Menjalani hidup sebagai seorang bidan merupakan perjuangan besar hidup dan mati 2 manusia. antara hidup Ibu dan hidup anaknya. Terlepas dari hidup dan mati adalah kuasa Alloh swt tetapi seorang bidan saya rasa haruslah melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sebagai seorang dengan penuh tanggung jawab.

“Siapa yg menolong kehidupan seorang manusia maka seolah-olah ia telah menolong kehidupan seluruh umat manusia di dunia.. begitu kata Suami saya mengutif ayat ke 32 surat Al-Maidah.
Bahagia sekali ketika pekerjaan kita niatkan untuk beribadah karena Alloh swt. Membantu persalinan dan lahirnya generasi penerus kehidupan manusia di dunia. Masya Alloh tiada Tuhan selain Alloh, ada sebuah kebahagian dan haru yang saya rasakan setiap berhasil membantu persalinan itu, saya merasa memiliki arti di ciptakan di dunia oleh Tuhan.

Saya bersyukur memiliki suami yang senantiasa menanamkan dasar agama dalam kehidupan sehari-hari, melanjutkan estafet ayah yang juga menekankan pentingnya beribadah, meluruskan niat dan menjalani kehidupan dengan mengikuti ajaran agama. Suami saya senantiasa mengingatkan dan membimbing saya untuk selalu beribadah dengan lebih baik, menjalankan sholat dhuha, banyak bersedekah dan memudahkan kesulitan oranglain dalam proses pemeriksaan,pengobatan dan persalinan.

Rezeki sepenuhnya kehendak Alloh swt, asalkan kita menjemputnya dengan cara yang baik. Apalah arti memiliki banyak uang tetapi kita dapat dari membodohi oranglain. Memahalkan biaya pengobatan yang semestinya murah. Banyak uang sering kali membuat kita menaikan gengsi hidup, harapan dari uang untuk membahagiakan justru tidak kita dapatkan dan malah menimbulkan rasa gelisah, tidak tenang dan takut akan kekurangan.
Rasa rasa bahagia itu adalah bersyukur dari yang sedikit kita dapatkan, bagaimana mungkin Alloh swt akan menambahkan nikmat menjadi banyak jika sedikit yg IA karuniakan kita malah mengeluh.

Ketika saya dimutasi ke desa menetap di Desa dan menjalani pekerjaan sehari 24 jam, seminggu 7 hari kerja dan sebulan 30 hari tanpa libur, karena ibu melahirkan tak teyrprediksi datangnya kapan, semau mereka datang. Saat merasakan sakit, ibu ibu bisa datang kapanpun, tak peduli tengah malam atau pagi buta, pasien bisa datang kapanpun, dan sebagai bidan saya hendaklah siaga dan selalu ada.
Karena menurut beberapa kabar, bidan terdahulu sebelum saya sering mendapat saran dan kritikan karena sering tak ada di tempat saat pasien membutuhkannya, tanpa pasien tersebut mengerti bahwa bidan adalah seorang manusia biasa saja yang juga butuh istirahat, butuh refresing, liburan dan melakukan kegiatan lain di profesinya sebagai bidan.

Namun begitu saya berharap menjadi seorang Bidan yang amanah, dapat berguna dan menjalanlkan tugas saya dengan penuh tanggung jawab. Sambil terus berdoa agar tangan ini diberikan kemudahan dan kelancaran dalam menolong kehidupan ibu melahirkan dan anak yang ia lahirkan.
Aaamiin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar