Jemu…
Capekk
Letih..Bosan
Menjadi Bidan Desa itu seperti itu rasanya. Setiap hari punya rutinitas yang sama, pasien datang tanpa jeda, tak ada waktu libur bahkan walau kalender berwarna merah, bahkan walaupun liburan lebaran, kalo ibu sudah datang dengan bukaan lengkap mau tidak mau seorang Bidan harus siap menolong.
Rutinitas senin sampai minggu, posyandu, penyuluhan,kelas ibu hamil, merujuk pasien, begitu begitu saja rutinitas sehari hari, 30 hari sebulan, 365 hari setahun.
Kapan
liburnya??
Belum lagi
waktu membersamai anak anak kami yang terbatas..
Alhamdulilllah
kini kami di amanahkan 3 anak yang sangat hebat..
Si
tampan Langit Rinjani 7 Tahun
Si Gagah
Lautan Biru 4 Tahun
Dan si Cantik
Cahaya Senja 1 hampir setahun.
Mereka sumber semangat dan motivasi diri menjalani hari, menjalani profesi sebagai Bidan dan Ibur RT untuk mereka.
Kadang kala Ketika capek mengantar merujuk pasien ke Rumah Sakit di waktu subuh, anak anak masih tertidur, suami terlelap, ingin rasanya berhenti dan pindah profesi, tidak tinggal di Desa tapi mencoba suasana baru masuk dan pindah ke Puskesmas atau Dinkes, menjadi staf structural tak capek lagi piket, atau sibuk menolong pasien melahirkan tanpa waktu libur sebagaimana kondisi yang sekarang.
Banyak teman
teman ASN dari jenjang D3 kebidanan melanjutkab karir ke Struktural, ke Sarjana
Kesehatan Masyarakat bahkan ada pula yang off menjadi Bidan dan fokus mengurus
keluarga. Mereka sepertinya asik setelah berhenti menjadi Bidan, kehidupan teman teman itu terlihat lebih punya waktu libur daripada saya.
Pernah terlintas pikiran seperti itu, tapi dulu
Kini keingianan itu saya buang jauh, justru kini saya melanjutkan Pendidikan Profesi Bidan, setelah menamatkan Sarjana Kebidanan kuliah semasa Pandemi.
Bidan itu tugas mulia, bukan hanya sekedar profesi mencari uang semata, tapi sebuah jalan menjadi bermanfaat kepada sesam, Menolong nyawa umat manusia, karena …..barang siapa yang memelihara nyawa satu manusia maka seolah olah ia telah menyelamatkan nyawa seluruh umat manusia didunia…. Quran Surat Al Maidah: 32.
Hidup didunia
bukan hanya perkara mencari uang semata tapi bagaimana bermanfaat bagi sesama. Sebab
sebagimana Hadist Nabi Bahwa sebaik baiknya manusia yang paling banyak
bermanfaat bagi sesamanya.
Dengan Alloh Swt Bidan sedang berbisnis, bisnis pahala, bisnis kebajikan, mendahulkan menolong sesama diatas salary atau bayaran. dan bisnis dengan Alloh tidak akan ada sesal dan ruginya di dunia juga akhirat.
Apapun pekerjaan kita, pasti ada jemu, capek dan bosannya tapi tak perlu karena rasa capek itu lalu berpikir singkat ingin berhenti dan menjalani kehidupan lain yang belum tentu cocok untuk kita jalani.
Semangat lanjut kuliah, semoga Alloh Swt ridho degan ilmu dan perkejaan kita.
Bumi
seribu masjid,
di awal Syawal akhir Ramadhan 1443 Hijriah.